SANTALI LIGNUM
Kayu cendana
Kayu
cendana adalah kayu galih dari batang, dahan dan akar Santalum album L, suku Santalaceae.
Pemerian. Bau harum rasa agak pahit, khas.
Makroskopik.
Kayu berbentuk potongan-potongan atau keeping dengan ukuran sangat bervariasi,
panjang sampai 1 m, tebal 15 cm sampai 20 cm, keras, besar, padat , mudah
dibelah warna kekuning-kuningan atau
agak kemerah-merahan ; pada potongan melintang tampak lingkaran berwarna gelap
berseling dengan lingkaran berwarna lebih muda, berpori, jari-jari empulur
sempit, banyak dan berdekatan.
Mikroskopik.
Pada penampang melintang tampak jari-jari xylem berisis sedikit butir
pati kecil, tunggal. Pembuluh kayu atau trakea dinding tebal, berlignin,
bernoktah dengan lubang berbentuk celah umumnya berisi zat yang berwarna kuning
sampai 40 serabut , dinding serabut tebal berlignin, lumen jelas diantara
kelompok serabut terdapat sel parenkim yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk
prisma dan juga berisi minyak berwarna kuning.
Serbuk
berwarna kuning. Fragmen pengenal adalah berkas serabut dengan seludang hablur
kalsium oksalat bentuk prisma; fragmen pembuluh kayu berpenebal jala. Fragmen
serabut umumnya panjang dan lumen jelas; hablur kalsium oksalat berbentuk
prisma; serabut xylem dengan jari-jari empulur; butir pati tunggal.
Identifikasi.
a.
Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam
sulfat P terjadi warna coklat jingga.
b.
Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam
sulfat 10 N terjadi warna coklat muda.
c.
Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan
natrium hidroksida P 5 % b/v dalam etanol; terjadi warna kuning.
d.
Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan
ammonia (25%) P terjadi warna coklat muda.
e.
Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan
besi III klorida P5% b/v terjadi warna
kuning (negative)
Kandungan
simplisia. Minyak atsiri, harsa, zat samak.
Penggunaan,
peluruh air seni, peluruh angin dan antispasmodic.
THYMI HERBA
Herba Timi
Timi
Herba timi
adalah daun dan pucuk batang Thymus
vulgarisis L. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,6% v/b.
Pemerian. Bau aromatik;
rasa pedas
Makroskopik. Daun: Bentuk bundar telur atau bundar
panjang memanjang sampai bentuk lidah tombak, warna hijau kelabu, panjang lebih kurang 5 mm, lebar kurang 1 mm; tepi
daun rata, bergulung kebawah; tangkai daun pendek. Rambut terdapat pada kedua
permukaaan bawah; rambut kelenjar banyak
, mengkilat, tenggelam dalam jaringan daun. Batang: Persegi empat, batang
beserta cabang ditutupi rambut-rambut pendek berwarna abu-abu kecoklatan.
Mikroskopik.
Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk persegi empat, pada
pengamatan tangensial tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping agak
lurus dan mempunyai penebalan-penebalan kecil kutikula agak bergaris-garis. Sel
epidermis baewah lebih kecil dari epidermis atas, dinding samping berkelok.
Stomata tipe diasitik panjang 200 µm sampai 35 µm, sedikit pada epidermis atas
, sangat banyak pada epidermis bawah. Rambut penutup bersel satu sampai 3,
jarang ber sel 4, bentuk kerucut ujung
runcing , dinding tebal , kutikula berbentuk halus atau bergaris halus , didalam lumen
terdapat hablur berbentuk pasir. Kadang-kadang berisi minyak atsiri kuning kecoklatan sampai jingga
kecoklatan terkumpul dibawah kutikula sel pangkal rambut kelenjar umumnya
terletak dalam suatu lekukan pada lapisan epidermis.
Identifikasi
a.
Pada 2 mg serbuk herba tambahakan 5 tetes asam
sulfat P; terjadi warna coklat tua
b.
Pada 2 mg serbuk herba tambahkan serbuk asam klorida
pekat P; terjadi warna coklat
c.
Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan
natrium hidroksida P 5% b/v terjadi warna kuning kecoklatan
d.
Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes
besi(III) klorida terjadi warna kuning
e.
Mikrodestilasikan 10 mg serbuk herba pada suhu
240O selama 90 detik menggunakan tanur TAS, tematkan hasil
mikrodestilasi pada titik pertama dari
lempeng KLT silica gel GF254 P. Timbang 300 mg serbuk herba, campur
dengan 5 ml diklorometana P. Kocok selama 15 menit , saring. Uapkan filtrate
pada tangas air, larutkan sisa dalam 2 ml toluent P. Pada titik kedua dari
lempeng KLT tutulkan 25µl larutan dan pada titik ke tiga tutulkan 5 µl. Larutan
timol P 0,1% b/v dalam toluene P. Eluasi dengan campuran kloroform P-benzen P
(75+25) dengan jarak rambat 15 cm. Amati dengan sinar biasa dan sinar UV 366
nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110O
selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa
dan dengan sinar UV 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan
warna .
Isi simplisia, minyak atsiri yang mengandung timol, karvakol,
pinen, nborneol, linalool, bornil asetat
Penggunaaan, Ekspektoransia.
AMOMI FRUCTUS
Buah Kapulaga
Kapulaga
Buah
kapulaga adalah buah Ammomum compactum Solaqnd
ex Maton. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari % v/b.
Pemerian, bau khas
aromatik; rasa agak pedas
Mikroskopik, daun kotak sejati, bentuk corong atau bulat
panjang, kadang-kadang bulat mengembung, atau agak keriput, panjang 1 cm atau
1,8 cm, lebar sampai lebih kurang 1,5 cm
; pada permukaan terdapat 3 alur membujur yang membagi menjadi 3 bagian ;
permukaan luar licin atau bergaris garis
membujur; warna kecoklatan atau
kuning muda kecoklatan ; buah beruang 3, dipisahkan satu dengan lainnya oleh
septum , dalam ruang terdapat dua deret biji yang terletak dalam massa lengket
dan menempel [ada plasenta sumbu. Biji berwarna coklat kemerahan mjuda atau
coklat kemerahan tua; panjang 3 mm sampai n5mm, lebar 2mm sampai 3,5 mmm;
bentuk tidak beraturan , bersudut sudut , permukaan biji berkerut kerut. Biji
dselubungi oleh selaput biji yang tipis, warna coklat muda atau tidak berwarna.
Pada irisan melintangb terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman, perisperm
berwarna putih, endosperm kekuningan, lembaga berwarna pucat
Mikroskopik. Biji :
selaput biji terdiri dari jaringan bersel pipih, dinding tipis , parenkimatik,
sangat mudah terlepas dari kulit biji. Testa dengan epidermis luar berdinding
tebal agak berlignin, warna coklat muda , coklat kekuningan, sampai coklat
kemerahan; sel berbentuk persegi empat, pada pengamatan tangensial sel tampak
berbentuk memanjang. Dibawah epidermis
berturut-turut terdapat selapis sel parenkim pipih, kecil, dinding tipis,
berisi zat berwarna coklat kekuningan sampai coklat; selapis sel yang besar,
bentuk persegi, dinding tipis , berisi minyak atsiri, sel berwarna jernih,
lapisan sel ini pada tempat tulang biji selnya mengecil. Kemudian terdapat satu
jaringan yang berisi 1 lapis sel kecil, berdinding tipis dan berwarna coklat
kuning sampai coklat.
Identifikasi
a.
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam
sufat P; terjadi warna coklat kehitaman
b.
Pada 2 mg serbuk buah tambahakan 5 tetes asam klorida pekat; terjadi warbna
coklat.
c.
Pada 2 mg sebuk buah tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v,
terjadi warna kuning
d.
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan
kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning
e.
E. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes
ammonia (25%) P; terjadi warna kuning.
f.
Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan
besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau.
g.
Mikrodestilasikan 25 mg serbuk buah pada suhu
240o selama 90 detik menggunakan tanur TAS
Kandungan, minyak atsiri
sampai 8% dengan isi utama sineol 5-10%, terpineol, borneol, amylum 20 sampai 40%, mangaan gula, lemak ,zat putih
telur silikat
Pengganaan, Aromatika
kaminatif.
CURCUMAE RHIZOMA
Rimpang Temulawak
Temulawak
Rimpang temulawak adalah rimpang Curcuma xanthorrhiza roxzb. Kadar minyak
atsiri tidak kurang dari 6% b/v.
Pemerian. Bau aromatic rasa tajam dan pahit
Makroskopik.
Keping tipis , bentuk bundar atau jorong, ringan, keras ,rapuh, garis tengah
sampai 6 cm, tebal 2 mm sampai 5 mm permukaan luar berkerut, warna coklat
kuning sampai coklat; bidang irisan
berwarna kuning buram, melengkung tidak beraturan, tidak rata dengan tonjolan
melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks: korteks sempit,
tebal 3 mm sampai 4 mm. Berkas patahan berdebu, warna kuning jingga sampai
coklat jingga terang.
Mikroskopik. Epidermis
begabus, terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut , berse 1 . hipedermis
agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang berkembang. Korteks
dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel parenkim berdinding tipis
berisi butir pati ; dalam parenkim tersebar sel minyak yang berisi minyak
berwarna kuning dan zat berwarna jinggga, juga terdapat pati berbentuk pipih ,
bulat panjang sampai bulat telur memanjang. Lamella jelas dan hilus di tepi.
Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks
dan pada dala lingkaran dan letaknya lebih berdekatan satu dengan yang lainnya; pembuluh didampingi
oleh sel sekresi, panjang sampai 200 µm, berisi zat berbutir berwarna coklat
yang dengan besi (III) klorida LP menjadi lebih tua.
Serbuk warna kuning kecoklatan.
Fragmen pengenal adalah butir pati; fragmen parenkim dengan sel minyak, fragme
berkas pembuluh, warna kuning intensif.
Identifikasi.
a. Pada
2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat P terjadi warna ungu
kecoklatan.
b. B.
pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna
ungu kecoklatan.
c. Pada
2mg serbuk rimpag tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v terjadi
warna merah kecoklatan.
d. Pada
2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes
laruta kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna merah kecoklatan
e. Pada
2mg serbuk rimpag tambahkan 5 tetes
ammonia (25%) P; terjadi warna merah kecoklatan.
f.
Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes
larutan kalium yodida P 6% b/v, terjadi warna hijau.
g. Pada
2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v;
terjadi warna coklat
h. Mikrodestilasikan
25 mg rimpang pada suhu 240o selama 90 detik menggunakan
tanur TAS
Kandungan:
Minyak atsiri, mengandung siklo isoren, mirsen, kamfer ,tolil, metilkarbinol,
zat warna kurkumin
Penggunaan
simplisia, menambah pengeluaran empedu
POLYANTHI FOLIUM
Daun
Salam
Daun salam adalah daun Syzigium
polyanthum (Wight)Walp.
Pemerian. Bau aromatic lemah; rasa kelatMakroskopik. Daun tunggal
bertangkai pendekk , panjang tangkai daun 5mm sampai 10 mmm, helai daun
berbentuk jorong memanjang. Panjang 7 cm sampai 15 cm, lebar 5 cm sampai 10 cm;
ujung dan pangkal daun meruncing, tepi rata; permukaan atas berwarna coklat
kehijauan, licin , mengkilat, permukaan bawah berwarna coklat tua; tulang daun menyirip dan menonjol
pada permukaan bawah, tulang cabang halus.
Mikroskopik. Epidermis
atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk persegi panjang, diinding empat
panjang dinding tebal, kutikula tebal, pada pengamatan tangensial dinding
samping berkelok-kelok , kutikula jelas bergaris. Sel epidermis bawah kecil
daripada epidermis atas, dinding tipis, kutikula tebal, pada pengamatan
tangensial dinding samping lebih berkelok kelok. Stomata tipe parasitic, hanya
terdapat pada epidermis bawah.
Mesofil ; jaringan palisade terdiri dari 1 sampai 3 lapis, berisi serbuk hablur
kalsium oksalat
Serbuk warna coklat, fragmen
pengenal adalah fragmen epidermis atas dengan kutikula bergari; fragmen
epidermis bawah; hablur kalsium oksalat bentuk roset, lepas atau dalam mesofil;
fragmen berkas pembuluh , fragmen serabut
sklerenkim.
Identifikasi.
a. Pada
2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat
b. Pada
2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi
warna coklat
c. Pada
2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P terjadi warna coklat muda
d. Timbang
300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml methanol P dan panaskan diatas tangas
air selama 2 menit, dinginkam. Saring, cuci endapan dengan methanol P
secukupnya hingga diperoleh 5 ml filtrate. Pada titik pertama dari lempeng KLT
silica gel GF254 P tutulkan 3 µl filtrate, pada titik kedua tutulkan
10 µl zat warna LP. Elusi dengan campuran asetl aseat P- metil keton P – asam
format P – air (50+30+10+10) dengan jarak rambat 15 cm. amati denan sinar basa
dan sinar UV 366 nm. Semprot lempeng dengan larutan aluminum klorida LP,
panaskan pada suhu 1100 selama 10 menit . amati dengan sinar biasa dan dengan sinar UV.
Kandungan. Minyak atsiri
mengandung sitral dan eugenol; tannin; flavonoida.
0 komentar:
Posting Komentar