Kamis, 21 Maret 2013

ABSORPSI OBAT

ABSORPSI OBAT
                Pada pemberian sediaan obat secara vascular, molekul obat harus terlepas dari vehikel (bahan pembawa) dan melarut dalam cairan tubuh di daerah tempat pemberian obat. Dalam hal ini pemberian obat per oral, molekul obat harus melarut dalam cairan lumen usus sebelum ia terabsorpsi. Kecepatan dan jumlah obat yang terabsorpsi, tergantung dari sifat fisika-kimiawi obat.
                Ada beberapa mekanisme proses absorpsi, yaitu, dimulai yang paling penting:
1.       Difusi pasif
2.       Transport konvektif
3.       Transport aktif
4.       Transport fasilitas
5.       Transport pasangan ion
6.       Pinositosis
Proses-proses  tersebut juga merupakan mekanisme distribusi obat ke seluruh tubuh, selepas obat keluar dari pembuluh darah, misalnya ketika molekul masuk ke dalam ruang interstisial, sel, merembes ke dalam jaringan, menembus barrier darah otak, masuk ke dalam sel hati, empedu, menembus sel-sel tubuli ginjal, dan lain-lain.
Di dalam farmakokinetik semua proses tersebut menentukan kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi ke dalam system sirkulasi sistemik, sehingga menentukan kadar obat didalam darah (Cp). Karena obat di dalam darah ditentukan pula oleh proses disposisi obat (yaitu distribusi, metabolism dan ekskresi) sebagai fungsi waktu, maka semua proses farmakokinetik ini terwujud dalam luas area dibawah kurva kadar obat didalam darah terhadap waktu (AUC). Oleh sebab itu AUC merupakan parameter yang penting sebagai ukuran yang menggambarkan jumlah obat di dalam tubuh, sehingga sering dikaitkan  dengan efek farmakologi suatu obat. Dengan kata lain, setiap perubahan  AUC dapat mencerminkan perubahan efek obat.

Catatan
1.       AUC (Area under the blood concentration time curve), merupakan gambaran jumlah obat yang terabsorpsi dalam tubuh.
2.       Cp (Kadar obat dalam darah, plasma atau serum)

Minggu, 10 Maret 2013

Pengaruh Propiltiourasil Terhadap Kadar Kolesterol Mencit


Propiltiourasil (PTU) berfungsi meningkatkan kadar kolesterol dengan cara menghambat sintesis hormon tiroid. Peningkatan hormon tiroid dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara meningkatkan kadar sekresi kolesterol menuju empedu dan selanjutnya dibuang bersama feses. Mekanisme penurunan kadar kolesterol oleh hormon tiroid yaitu hormon tiroid menginduksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel-sel hepar menyebabkan pembuangan yang cepat (Rapid removal) LDL dari plasma oleh hati, dimana kolesterol yang tadinya ada pada LDL disekresi lewat empedu menuju feses (Guyton dan Hall, 2006). Jadi dengan adanya PTU, sintesis hormon tiroid dihambat dan kadar kolesterol meningkat.

Keyword: PTU, Propyltiourasyl , Propiltiourasil , Kolesterol , Antihiperlipidemik


1.    Pengertian Obat
Obat ialah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.
Menurut undang-undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan manusia.
Ciprofloxacin adalah antibiotik yang berasal dari golongan Fluoroquinolon. Ciprofloxacin diindikasi untuk pengobatan infeksi saluran kemih oleh kuman – kuman yang multi resisten dan Pseudomonas Auroginosa.

2.    A. Nama Generik (CIPROFLOXACIN 500 mg)
B. Nama Dagang
(Bacquinor, Baycip, Bernoflox, Ciflox, Cifloxin, Ciloxan, Ciprinol, Cipro, Cipro I.V., Cipro XL, Cipro XR, Ciprobay, Ciprocinol, Ciprodar, Cipromycin, Ciproquinol, Ciproxan, Ciproxin, Flociprin, Floxin, Ocuflox, Proquin XR, Septicide, Velomonit).

3.    Indikasi
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada :
- Saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan serpisitis gonore.
- Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
- Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.
- Kulit dan jaringan lunak.
- Tulang dan sendi

4.    Mekanisme Kerja Obat
Ciprofloxacin adalah antibakteri golongan fluoroquinolon dengan spektrum luas, bekerja sebagai bakterisid terhadap enterobakteriaceae, Pseudomonas aeruginosa, Haemophylus dan Neisseria spp. Juga terhadap bakteri Staphylococcus dan beberapa bakteri gram positif.
Ciprofloxacin bekerja dengan cara menghambat subunit A pada DNA-gyrase (topoisomerase) yang merupakan bagian esensial dalam proses sintesa DNA bakteri. Karena mekanisme kerjanya yang spesifik, maka tidak terjadi resistensi paralel dengan antibiotika lain yang bukan golongan   kuinolon           karboksilat.            Oleh karena itu obat ini juga sangat efektif untuk kuman yang sudah resisten terhadap obat antibiotika lain seperti Amino-glikosida, Penisilin, Sefalosporin dan Tetrasiklin.

5.    Kontra Indikasi
·         Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
·         Tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan.
·         Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
·         Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.

6.    Dosis Obat
Dosis Oral
  • Infeksi ringan / sedang saluran kemih : 2 x 250 mg sehari.
  • Infeksi berat saluran kemih : 2 x 500 mg sehari. - Infeksi ringan / sedang saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x 250 - 500 mg sehari.
  • Infeksi berat saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x 500 – 750 mg sehari.
  • Prostatitis kronis : 2 x 500 mg. - Infeksi saluran cerna : 2 x 500 mg sehari.
  • Gonorrhoea akut : 250 mg dosis tunggal.
  • Osteomielitis akut : dosis tidak kurang dari 2 x 750 mg sehari. Lama pengobatan tergantung beratnya infeksi, kemajuan klinis dan bakteriologis. Untuk infeksi akut, lama pengobatan biasanya 5 – 10 hari. Pada umumnya pengobatan harus diteruskan sampai minimal 3 hari setelah gejala klinis hilang.
  • Dosis pada penggunaan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit, maka dosis normal hanya diberikan 1 kali sehari atau jika diberikan 2 kali sehari, dosis harus dikurangi separuhnya.
Dosis Infus
Ciprofloxacin infus harus diberikan secara infus intravena lambat dalam waktu lebih dari 60 menit.
Infeksi ginjal tanpa komplikasi dan infeksi saluran kemih bagian atas dan bawah : 2 x 100 mg sehari.
Infeksi lain : 2 x 200 mg sehari.
Gonorrhea akut dan sistitis akut tanpa komplikasi pada wanita : infus tunggal 100 mg.
Larutan infus dapat diberikan baik secara langsung atau setelah dicampur dengan larutan infus lain. Larutan infus ciprofloxacin cocok dengan larutan natrium klorida 0,9%, dextrose 5%, air steril untuk injeksi, dextrose 10%, dextrose 5% dan natrium klorida 0,225%, dextrose 5% dan sodium klorida 0,45%, ringer laktat. Larutan infus ciprofloxacin tidak cocok dengan larutan asam amino dan sodium bikarbonat.

7.    Efek Samping
- Efek pada saluran cerna : mual, muntah, diare, sakit abdominal, stomatitis dan dyspepsia.
- Efek pada susunan syaraf pusat : sakit kepala, depresi, halusinasi psikosis, pusing-pusing, gelisah, gemetar, mengantuk, insomnia, mimpi buruk dan gangguan penglihatan.
- Efek pada kulit, karena reaksi hipersensitif seperti rash, pruritus.
- Efek pada darah : eosinofilia, leukositopenia, leukositosis, anemia.
- Efek pada nilai laboratorium / deposit urine.
Kadar transaminase dan alkali fosfatase dalam darah mungkin meningkat untuk sementara; ikterus kolestatik dapat terjadi terutama pada pasien yang pernah mengalami kelainan hati, peningkatan kadar urea, kreatinin dan bilirubin darah secara transien; hiperglikemia pada kasus tertentu terjadi kristaluria dan hematuria.

8.    Rumus Bangun
Nama Kimia        : 1 – cyclopropyl-6 fluoro1,4 dihydro- 4- oxo-7- (1 piperazinyl)-3-quinoline carboxylic acid
Rumus Molekul   : C17H18FN3O3






9.    5Konversi Dosis Ke Hewan Coba
Mencit
Dimisalkan:
Mencit             = 21 gram
Obat                =  500 mg
FK                   = 0,0026
Dosis obat       = 500 mg x 0,0026 = 1,3
Dosis Mencit   =


            Marmut
            Dimisalkan:
            Marmut           =  0,031 gram
            Obat                =  500 mgm
            FK                   =  0,031
            Dosis obat       =  500 mg x 0,031
                                    =  15,5 mg
            Dosis marmut             = mg



            Tikus
            Dimisalkan
            Tikus   = 100 gram
            Obat    = 500 mg
            FK       = 0,018
            Dosis Obat      = 500 mg x 0,018 = 9 mg
            Dosis Tikus     =

            Kelinci
            Dimisalkan
            Kelinci = 0,07
            Obat    = 500 mg
            FK       = 0,07
            Dosis Obat      = 500 mg x 0,07 = 35 mg
            Dosis Kelinci   =


            

Minyak Atsiri


SANTALI LIGNUM
Kayu cendana
                Kayu cendana adalah kayu galih dari batang, dahan dan akar Santalum album L, suku Santalaceae.
Pemerian. Bau harum  rasa agak pahit, khas.
Makroskopik. Kayu berbentuk potongan-potongan atau keeping dengan ukuran sangat bervariasi, panjang sampai 1 m, tebal 15 cm sampai 20 cm, keras, besar, padat , mudah dibelah  warna kekuning-kuningan atau agak kemerah-merahan ; pada potongan melintang tampak lingkaran berwarna gelap berseling dengan lingkaran berwarna lebih muda, berpori, jari-jari empulur sempit, banyak dan berdekatan.
Mikroskopik. Pada penampang melintang tampak jari-jari xylem berisis sedikit butir pati kecil, tunggal. Pembuluh kayu atau trakea dinding tebal, berlignin, bernoktah dengan lubang berbentuk celah umumnya berisi zat yang berwarna kuning sampai 40 serabut , dinding serabut tebal berlignin, lumen jelas diantara kelompok serabut terdapat sel parenkim yang berisi hablur kalsium oksalat berbentuk prisma dan juga berisi minyak berwarna kuning.
Serbuk berwarna kuning. Fragmen pengenal adalah berkas serabut dengan seludang hablur kalsium oksalat bentuk prisma; fragmen pembuluh kayu berpenebal jala. Fragmen serabut umumnya panjang dan lumen jelas; hablur kalsium oksalat berbentuk prisma; serabut xylem dengan jari-jari empulur; butir pati tunggal.
Identifikasi.
a.       Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat P terjadi warna coklat jingga.
b.      Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N terjadi warna coklat muda.
c.       Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5 % b/v dalam etanol; terjadi warna kuning.
d.      Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan ammonia (25%) P terjadi warna coklat muda.
e.      Pada 2 mg serbuk kayu tambahkan 5 tetes larutan besi III klorida P5% b/v terjadi warna  kuning (negative)
Kandungan simplisia. Minyak atsiri, harsa, zat samak.
Penggunaan, peluruh air seni, peluruh angin dan antispasmodic.


THYMI HERBA
Herba Timi
Timi
Herba timi adalah daun dan pucuk batang Thymus vulgarisis L. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,6% v/b.
Pemerian. Bau aromatik; rasa pedas
Makroskopik. Daun: Bentuk bundar telur atau bundar panjang memanjang sampai bentuk lidah tombak, warna hijau kelabu, panjang  lebih kurang 5 mm, lebar kurang 1 mm; tepi daun rata, bergulung kebawah; tangkai daun pendek. Rambut terdapat pada kedua permukaaan  bawah; rambut kelenjar banyak , mengkilat, tenggelam dalam jaringan daun. Batang: Persegi empat, batang beserta cabang ditutupi rambut-rambut pendek berwarna abu-abu kecoklatan.
Mikroskopik. Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel berbentuk persegi empat, pada pengamatan tangensial tampak berbentuk poligonal dengan dinding samping agak lurus dan mempunyai penebalan-penebalan kecil kutikula agak bergaris-garis. Sel epidermis baewah lebih kecil dari epidermis atas, dinding samping berkelok. Stomata tipe diasitik panjang 200 µm sampai 35 µm, sedikit pada epidermis atas , sangat banyak pada epidermis bawah. Rambut penutup bersel satu sampai 3, jarang ber sel 4, bentuk kerucut  ujung runcing , dinding tebal , kutikula berbentuk halus  atau bergaris halus , didalam lumen terdapat  hablur berbentuk pasir.  Kadang-kadang berisi  minyak atsiri kuning kecoklatan sampai jingga kecoklatan terkumpul dibawah kutikula sel pangkal rambut kelenjar umumnya terletak dalam suatu lekukan pada lapisan epidermis.
Identifikasi
a.    Pada 2 mg serbuk herba tambahakan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat tua
b.   Pada 2 mg serbuk herba tambahkan serbuk asam klorida pekat P; terjadi warna coklat
c.    Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v terjadi warna kuning kecoklatan
d.   Pada 2 mg serbuk herba tambahkan 5 tetes besi(III) klorida terjadi warna kuning
e.   Mikrodestilasikan 10 mg serbuk herba pada suhu 240O selama 90 detik menggunakan tanur TAS, tematkan hasil mikrodestilasi pada titik pertama  dari lempeng KLT silica gel GF254 P. Timbang 300 mg serbuk herba, campur dengan 5 ml diklorometana P. Kocok selama 15 menit , saring. Uapkan filtrate pada tangas air, larutkan sisa dalam 2 ml toluent P. Pada titik kedua dari lempeng KLT tutulkan 25µl larutan dan pada titik ke tiga tutulkan 5 µl. Larutan timol P 0,1% b/v dalam toluene P. Eluasi dengan campuran kloroform P-benzen P (75+25) dengan jarak rambat 15 cm. Amati dengan sinar biasa dan sinar UV 366 nm. Semprot lempeng dengan anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110O selama 10 menit. Amati dengan sinar biasa  dan dengan sinar UV 366 nm. Pada kromatogram tampak bercak-bercak dengan warna .
Isi simplisia,  minyak atsiri yang mengandung timol, karvakol, pinen, nborneol, linalool, bornil asetat
Penggunaaan, Ekspektoransia.

AMOMI FRUCTUS
Buah Kapulaga
Kapulaga
Buah kapulaga adalah buah Ammomum compactum Solaqnd ex Maton. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari % v/b.
Pemerian, bau khas aromatik; rasa agak pedas
Mikroskopik, daun  kotak sejati, bentuk corong atau bulat panjang, kadang-kadang bulat mengembung, atau agak keriput, panjang 1 cm atau 1,8 cm, lebar sampai lebih kurang  1,5 cm ; pada permukaan terdapat 3 alur membujur yang membagi menjadi 3 bagian ; permukaan luar licin atau bergaris garis  membujur; warna  kecoklatan atau kuning muda kecoklatan ; buah beruang 3, dipisahkan satu dengan lainnya oleh septum , dalam ruang terdapat dua deret biji yang terletak dalam massa lengket dan menempel [ada plasenta sumbu. Biji berwarna coklat kemerahan mjuda atau coklat kemerahan tua; panjang 3 mm sampai n5mm, lebar 2mm sampai 3,5 mmm; bentuk tidak beraturan , bersudut sudut , permukaan biji berkerut kerut. Biji dselubungi oleh selaput biji yang tipis, warna coklat muda atau tidak berwarna. Pada irisan melintangb terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman, perisperm berwarna putih, endosperm kekuningan, lembaga berwarna pucat
Mikroskopik. Biji : selaput biji terdiri dari jaringan bersel pipih, dinding tipis , parenkimatik, sangat mudah terlepas dari kulit biji. Testa dengan epidermis luar berdinding tebal agak berlignin, warna coklat muda , coklat kekuningan, sampai coklat kemerahan; sel berbentuk persegi empat, pada pengamatan tangensial sel tampak berbentuk memanjang.  Dibawah epidermis berturut-turut terdapat selapis sel parenkim pipih, kecil, dinding tipis, berisi zat berwarna coklat kekuningan sampai coklat; selapis sel yang besar, bentuk persegi, dinding tipis , berisi minyak atsiri, sel berwarna jernih, lapisan sel ini pada tempat tulang biji selnya mengecil. Kemudian terdapat satu jaringan yang berisi 1 lapis sel kecil, berdinding tipis dan berwarna coklat kuning sampai coklat.
Identifikasi
a.    Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes asam sufat P; terjadi warna coklat kehitaman
b.   Pada 2 mg serbuk buah tambahakan  5 tetes asam klorida pekat; terjadi warbna coklat.
c.    Pada 2 mg sebuk buah tambahkan  5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v, terjadi warna kuning
d.   Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna kuning
e.   E. Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna kuning.
f.     Pada 2 mg serbuk buah tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna hijau.
g.    Mikrodestilasikan 25 mg serbuk buah pada suhu 240o selama 90 detik menggunakan tanur TAS
Kandungan, minyak atsiri sampai 8% dengan isi utama sineol 5-10%, terpineol, borneol, amylum  20 sampai 40%, mangaan gula, lemak ,zat putih telur silikat
Pengganaan, Aromatika kaminatif.



CURCUMAE RHIZOMA
Rimpang Temulawak
Temulawak
Rimpang temulawak adalah rimpang Curcuma xanthorrhiza roxzb. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 6% b/v.
Pemerian. Bau aromatic rasa tajam dan pahit
Makroskopik. Keping tipis , bentuk bundar atau jorong, ringan, keras ,rapuh, garis tengah sampai 6 cm, tebal 2 mm sampai 5 mm permukaan luar berkerut, warna coklat kuning sampai  coklat; bidang irisan berwarna kuning buram, melengkung tidak beraturan, tidak rata dengan tonjolan melingkar pada batas antara silinder pusat dengan korteks: korteks sempit, tebal 3 mm sampai 4 mm. Berkas patahan berdebu, warna kuning jingga sampai coklat jingga terang.
Mikroskopik. Epidermis begabus, terdapat sedikit rambut yang berbentuk kerucut , berse 1 . hipedermis agak menggabus, dibawahnya terdapat periderm yang kurang berkembang. Korteks dan silinder pusat parenkimatik, terdiri dari sel parenkim berdinding tipis berisi butir pati ; dalam parenkim tersebar sel minyak yang berisi minyak berwarna kuning dan zat berwarna jinggga, juga terdapat pati berbentuk pipih , bulat panjang sampai bulat telur memanjang. Lamella jelas dan hilus di tepi. Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar tidak beraturan pada parenkim korteks dan pada dala lingkaran dan letaknya lebih berdekatan  satu dengan yang lainnya; pembuluh didampingi oleh sel sekresi, panjang sampai 200 µm, berisi zat berbutir berwarna coklat yang dengan besi (III) klorida LP menjadi lebih tua.
Serbuk warna kuning kecoklatan. Fragmen pengenal adalah butir pati; fragmen parenkim dengan sel minyak, fragme berkas pembuluh, warna kuning intensif.
Identifikasi.
a.       Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam sulfat P terjadi warna ungu kecoklatan.
b.      B. pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes asam klorida pekat P; terjadi warna ungu kecoklatan.
c.       Pada 2mg serbuk rimpag tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v terjadi warna merah kecoklatan.
d.      Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan  5 tetes laruta kalium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna merah kecoklatan
e.      Pada 2mg serbuk rimpag tambahkan  5 tetes ammonia (25%) P; terjadi warna merah kecoklatan.
f.        Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan kalium yodida P 6% b/v, terjadi warna hijau.
g.       Pada 2 mg serbuk rimpang tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida P 5% b/v; terjadi warna coklat
h.      Mikrodestilasikan 25 mg rimpang pada suhu 240o selama 90 detik menggunakan tanur TAS
Kandungan: Minyak atsiri, mengandung siklo isoren, mirsen, kamfer ,tolil, metilkarbinol, zat warna kurkumin
Penggunaan simplisia, menambah pengeluaran empedu

POLYANTHI FOLIUM
Daun Salam
Daun salam adalah daun Syzigium polyanthum (Wight)Walp.
Pemerian. Bau aromatic lemah; rasa kelatMakroskopik. Daun tunggal bertangkai pendekk , panjang tangkai daun 5mm sampai 10 mmm, helai daun berbentuk jorong memanjang. Panjang 7 cm sampai 15 cm, lebar 5 cm sampai 10 cm; ujung dan pangkal daun meruncing, tepi rata; permukaan atas berwarna coklat kehijauan, licin , mengkilat, permukaan bawah berwarna  coklat tua; tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah, tulang cabang halus.
Mikroskopik. Epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk persegi panjang, diinding empat panjang dinding tebal, kutikula tebal, pada pengamatan tangensial dinding samping berkelok-kelok , kutikula jelas bergaris. Sel epidermis bawah kecil daripada epidermis atas, dinding tipis, kutikula tebal, pada pengamatan tangensial dinding samping lebih berkelok kelok. Stomata tipe parasitic, hanya terdapat pada epidermis bawah. Mesofil ; jaringan palisade terdiri dari 1 sampai 3 lapis, berisi serbuk hablur kalsium oksalat
Serbuk warna coklat, fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dengan kutikula bergari; fragmen epidermis bawah; hablur kalsium oksalat bentuk roset, lepas atau dalam mesofil; fragmen berkas  pembuluh , fragmen serabut sklerenkim.



Identifikasi.
a.       Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat P; terjadi warna coklat
b.      Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida P 5% b/v; terjadi warna coklat
c.       Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes ammonia (25%) P terjadi warna coklat muda
d.      Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml methanol P dan panaskan diatas tangas air selama 2 menit, dinginkam. Saring, cuci endapan dengan methanol P secukupnya hingga diperoleh 5 ml filtrate. Pada titik pertama dari lempeng KLT silica gel GF254 P tutulkan 3 µl filtrate, pada titik kedua tutulkan 10 µl zat warna LP. Elusi dengan campuran asetl aseat P- metil keton P – asam format P – air (50+30+10+10) dengan jarak rambat 15 cm. amati denan sinar basa dan sinar UV 366 nm. Semprot lempeng dengan larutan aluminum klorida LP, panaskan pada suhu 1100  selama 10 menit . amati dengan  sinar biasa dan dengan sinar UV.
Kandungan. Minyak atsiri mengandung sitral dan eugenol; tannin; flavonoida.