ABSORPSI OBAT
Pada
pemberian sediaan obat secara vascular, molekul obat harus terlepas dari
vehikel (bahan pembawa) dan melarut dalam cairan tubuh di daerah tempat
pemberian obat. Dalam hal ini pemberian obat per oral, molekul obat harus
melarut dalam cairan lumen usus sebelum ia terabsorpsi. Kecepatan dan jumlah
obat yang terabsorpsi, tergantung dari sifat fisika-kimiawi obat.
Ada
beberapa mekanisme proses absorpsi, yaitu, dimulai yang paling penting:
1.
Difusi pasif
2.
Transport konvektif
3.
Transport aktif
4.
Transport fasilitas
5.
Transport pasangan ion
6.
Pinositosis
Proses-proses tersebut juga merupakan mekanisme distribusi
obat ke seluruh tubuh, selepas obat keluar dari pembuluh darah, misalnya ketika
molekul masuk ke dalam ruang interstisial, sel, merembes ke dalam jaringan,
menembus barrier darah otak, masuk ke dalam sel hati, empedu, menembus sel-sel
tubuli ginjal, dan lain-lain.
Di dalam
farmakokinetik semua proses tersebut menentukan kecepatan dan jumlah obat yang
diabsorpsi ke dalam system sirkulasi sistemik, sehingga menentukan kadar obat
didalam darah (Cp). Karena obat di dalam darah ditentukan pula oleh proses
disposisi obat (yaitu distribusi, metabolism dan ekskresi) sebagai fungsi
waktu, maka semua proses farmakokinetik ini terwujud dalam luas area dibawah
kurva kadar obat didalam darah terhadap waktu (AUC). Oleh sebab itu AUC
merupakan parameter yang penting sebagai ukuran yang menggambarkan jumlah obat
di dalam tubuh, sehingga sering dikaitkan
dengan efek farmakologi suatu obat. Dengan kata lain, setiap
perubahan AUC dapat mencerminkan
perubahan efek obat.
Catatan
1.
AUC (Area
under the blood concentration time curve), merupakan gambaran jumlah obat yang
terabsorpsi dalam tubuh.
2.
Cp (Kadar
obat dalam darah, plasma atau serum)
0 komentar:
Posting Komentar