Kamis, 21 Maret 2013

ABSORPSI OBAT

ABSORPSI OBAT
                Pada pemberian sediaan obat secara vascular, molekul obat harus terlepas dari vehikel (bahan pembawa) dan melarut dalam cairan tubuh di daerah tempat pemberian obat. Dalam hal ini pemberian obat per oral, molekul obat harus melarut dalam cairan lumen usus sebelum ia terabsorpsi. Kecepatan dan jumlah obat yang terabsorpsi, tergantung dari sifat fisika-kimiawi obat.
                Ada beberapa mekanisme proses absorpsi, yaitu, dimulai yang paling penting:
1.       Difusi pasif
2.       Transport konvektif
3.       Transport aktif
4.       Transport fasilitas
5.       Transport pasangan ion
6.       Pinositosis
Proses-proses  tersebut juga merupakan mekanisme distribusi obat ke seluruh tubuh, selepas obat keluar dari pembuluh darah, misalnya ketika molekul masuk ke dalam ruang interstisial, sel, merembes ke dalam jaringan, menembus barrier darah otak, masuk ke dalam sel hati, empedu, menembus sel-sel tubuli ginjal, dan lain-lain.
Di dalam farmakokinetik semua proses tersebut menentukan kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi ke dalam system sirkulasi sistemik, sehingga menentukan kadar obat didalam darah (Cp). Karena obat di dalam darah ditentukan pula oleh proses disposisi obat (yaitu distribusi, metabolism dan ekskresi) sebagai fungsi waktu, maka semua proses farmakokinetik ini terwujud dalam luas area dibawah kurva kadar obat didalam darah terhadap waktu (AUC). Oleh sebab itu AUC merupakan parameter yang penting sebagai ukuran yang menggambarkan jumlah obat di dalam tubuh, sehingga sering dikaitkan  dengan efek farmakologi suatu obat. Dengan kata lain, setiap perubahan  AUC dapat mencerminkan perubahan efek obat.

Catatan
1.       AUC (Area under the blood concentration time curve), merupakan gambaran jumlah obat yang terabsorpsi dalam tubuh.
2.       Cp (Kadar obat dalam darah, plasma atau serum)

0 komentar:

Posting Komentar