Jumat, 11 April 2014

Kuping Gajah (Anthurium andreanum Linden)



  1. Klasifikasi Kuping Gajah
Kingdom                 : Plantae
Subkingdom          : Tracheobionta
Super Divisi           : Spermatophyta
Divisi                       : Magnoliophyta
Kelas                       : Liliopsida
Sub Kelas              : Arecidae
Ordo                        : Arales
Famili                      : Araceae
Genus
                     : Anthurium 
Spesies                   : Anthurium andreanum var. album Linden . (Plantamor, 2014)
2.    Nama Daerah
Kuping gajah (Jawa Tengah).
3.    Morfologi
Habitus: semak, tahunan, tinggi 20-50 cm. Batang: tegak, masif. Daun: tunggal, duduk dalam roset akar, berpelepah, lonjong, panjang 25-30 cm, lebar 15-20 cm, pertulangan menyirip, tulang daun keputih-putihan, hijau. Bunga: majemuk, berkelamin dua, di ujung batang, kelopak bulat, halus, kepala sari kuning, mahkota kuning. Buah: kotak, bulat, masih muda hijau setelah tua merah kecoklatan. Biji: bulat, hijau. Akar: serabut, putih kotor.
4.    Kandungan Kimia
Daun dan batang Anthurium andreanum mengandung saponin, flavonoida dan tanin.
5.    Manfaat dan Kegunaan
Daun Anthurium andreanum berkhasiat sebagai obat bengkak pada tenggorokan dan mulut. (Widyanigrum, H, 2011)




Keywords: daun kuping gajah

Kamis, 21 Maret 2013

ABSORPSI OBAT

ABSORPSI OBAT
                Pada pemberian sediaan obat secara vascular, molekul obat harus terlepas dari vehikel (bahan pembawa) dan melarut dalam cairan tubuh di daerah tempat pemberian obat. Dalam hal ini pemberian obat per oral, molekul obat harus melarut dalam cairan lumen usus sebelum ia terabsorpsi. Kecepatan dan jumlah obat yang terabsorpsi, tergantung dari sifat fisika-kimiawi obat.
                Ada beberapa mekanisme proses absorpsi, yaitu, dimulai yang paling penting:
1.       Difusi pasif
2.       Transport konvektif
3.       Transport aktif
4.       Transport fasilitas
5.       Transport pasangan ion
6.       Pinositosis
Proses-proses  tersebut juga merupakan mekanisme distribusi obat ke seluruh tubuh, selepas obat keluar dari pembuluh darah, misalnya ketika molekul masuk ke dalam ruang interstisial, sel, merembes ke dalam jaringan, menembus barrier darah otak, masuk ke dalam sel hati, empedu, menembus sel-sel tubuli ginjal, dan lain-lain.
Di dalam farmakokinetik semua proses tersebut menentukan kecepatan dan jumlah obat yang diabsorpsi ke dalam system sirkulasi sistemik, sehingga menentukan kadar obat didalam darah (Cp). Karena obat di dalam darah ditentukan pula oleh proses disposisi obat (yaitu distribusi, metabolism dan ekskresi) sebagai fungsi waktu, maka semua proses farmakokinetik ini terwujud dalam luas area dibawah kurva kadar obat didalam darah terhadap waktu (AUC). Oleh sebab itu AUC merupakan parameter yang penting sebagai ukuran yang menggambarkan jumlah obat di dalam tubuh, sehingga sering dikaitkan  dengan efek farmakologi suatu obat. Dengan kata lain, setiap perubahan  AUC dapat mencerminkan perubahan efek obat.

Catatan
1.       AUC (Area under the blood concentration time curve), merupakan gambaran jumlah obat yang terabsorpsi dalam tubuh.
2.       Cp (Kadar obat dalam darah, plasma atau serum)

Minggu, 10 Maret 2013

Pengaruh Propiltiourasil Terhadap Kadar Kolesterol Mencit


Propiltiourasil (PTU) berfungsi meningkatkan kadar kolesterol dengan cara menghambat sintesis hormon tiroid. Peningkatan hormon tiroid dapat menurunkan kadar kolesterol dengan cara meningkatkan kadar sekresi kolesterol menuju empedu dan selanjutnya dibuang bersama feses. Mekanisme penurunan kadar kolesterol oleh hormon tiroid yaitu hormon tiroid menginduksi peningkatan jumlah reseptor LDL pada sel-sel hepar menyebabkan pembuangan yang cepat (Rapid removal) LDL dari plasma oleh hati, dimana kolesterol yang tadinya ada pada LDL disekresi lewat empedu menuju feses (Guyton dan Hall, 2006). Jadi dengan adanya PTU, sintesis hormon tiroid dihambat dan kadar kolesterol meningkat.

Keyword: PTU, Propyltiourasyl , Propiltiourasil , Kolesterol , Antihiperlipidemik


1.    Pengertian Obat
Obat ialah semua bahan tunggal/campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah, meringankan ataupun menyembuhkan penyakit.
Menurut undang-undang yang dimaksud obat ialah suatu bahan atau bahan-bahan yang dimaksudkan untuk dipergunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, untuk memperelok badan atau bagian badan manusia.
Ciprofloxacin adalah antibiotik yang berasal dari golongan Fluoroquinolon. Ciprofloxacin diindikasi untuk pengobatan infeksi saluran kemih oleh kuman – kuman yang multi resisten dan Pseudomonas Auroginosa.

2.    A. Nama Generik (CIPROFLOXACIN 500 mg)
B. Nama Dagang
(Bacquinor, Baycip, Bernoflox, Ciflox, Cifloxin, Ciloxan, Ciprinol, Cipro, Cipro I.V., Cipro XL, Cipro XR, Ciprobay, Ciprocinol, Ciprodar, Cipromycin, Ciproquinol, Ciproxan, Ciproxin, Flociprin, Floxin, Ocuflox, Proquin XR, Septicide, Velomonit).

3.    Indikasi
Untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh kuman patogen yang peka terhadap ciprofloxacin, antara lain pada :
- Saluran kemih termasuk prostatitis.
- Uretritis dan serpisitis gonore.
- Saluran cerna, termasuk demam thyfoid dan parathyfoid.
- Saluran nafas, kecuali pneumonia dan streptococus.
- Kulit dan jaringan lunak.
- Tulang dan sendi

4.    Mekanisme Kerja Obat
Ciprofloxacin adalah antibakteri golongan fluoroquinolon dengan spektrum luas, bekerja sebagai bakterisid terhadap enterobakteriaceae, Pseudomonas aeruginosa, Haemophylus dan Neisseria spp. Juga terhadap bakteri Staphylococcus dan beberapa bakteri gram positif.
Ciprofloxacin bekerja dengan cara menghambat subunit A pada DNA-gyrase (topoisomerase) yang merupakan bagian esensial dalam proses sintesa DNA bakteri. Karena mekanisme kerjanya yang spesifik, maka tidak terjadi resistensi paralel dengan antibiotika lain yang bukan golongan   kuinolon           karboksilat.            Oleh karena itu obat ini juga sangat efektif untuk kuman yang sudah resisten terhadap obat antibiotika lain seperti Amino-glikosida, Penisilin, Sefalosporin dan Tetrasiklin.

5.    Kontra Indikasi
·         Penderita yang hipersensitivitas terhadap siprofloksasin dan derivat quinolone lainnya
·         Tidak dianjurkan pada wanita hamil atau menyusui,anak-anak pada masa pertumbuhan,karena pemberian dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan tulang rawan.
·         Hati-hati bila digunakan pada penderita usia lanjut
·         Pada penderita epilepsi dan penderita yang pernah mendapat gangguan SSP hanya digunakan bila manfaatnya lebih besar dibandingkan denag risiko efek sampingnya.

6.    Dosis Obat
Dosis Oral
  • Infeksi ringan / sedang saluran kemih : 2 x 250 mg sehari.
  • Infeksi berat saluran kemih : 2 x 500 mg sehari. - Infeksi ringan / sedang saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x 250 - 500 mg sehari.
  • Infeksi berat saluran nafas, tulang, sendi, kulit, jaringan lunak : 2 x 500 – 750 mg sehari.
  • Prostatitis kronis : 2 x 500 mg. - Infeksi saluran cerna : 2 x 500 mg sehari.
  • Gonorrhoea akut : 250 mg dosis tunggal.
  • Osteomielitis akut : dosis tidak kurang dari 2 x 750 mg sehari. Lama pengobatan tergantung beratnya infeksi, kemajuan klinis dan bakteriologis. Untuk infeksi akut, lama pengobatan biasanya 5 – 10 hari. Pada umumnya pengobatan harus diteruskan sampai minimal 3 hari setelah gejala klinis hilang.
  • Dosis pada penggunaan fungsi ginjal : Bila bersihan kreatinin kurang dari 20 ml/menit, maka dosis normal hanya diberikan 1 kali sehari atau jika diberikan 2 kali sehari, dosis harus dikurangi separuhnya.
Dosis Infus
Ciprofloxacin infus harus diberikan secara infus intravena lambat dalam waktu lebih dari 60 menit.
Infeksi ginjal tanpa komplikasi dan infeksi saluran kemih bagian atas dan bawah : 2 x 100 mg sehari.
Infeksi lain : 2 x 200 mg sehari.
Gonorrhea akut dan sistitis akut tanpa komplikasi pada wanita : infus tunggal 100 mg.
Larutan infus dapat diberikan baik secara langsung atau setelah dicampur dengan larutan infus lain. Larutan infus ciprofloxacin cocok dengan larutan natrium klorida 0,9%, dextrose 5%, air steril untuk injeksi, dextrose 10%, dextrose 5% dan natrium klorida 0,225%, dextrose 5% dan sodium klorida 0,45%, ringer laktat. Larutan infus ciprofloxacin tidak cocok dengan larutan asam amino dan sodium bikarbonat.

7.    Efek Samping
- Efek pada saluran cerna : mual, muntah, diare, sakit abdominal, stomatitis dan dyspepsia.
- Efek pada susunan syaraf pusat : sakit kepala, depresi, halusinasi psikosis, pusing-pusing, gelisah, gemetar, mengantuk, insomnia, mimpi buruk dan gangguan penglihatan.
- Efek pada kulit, karena reaksi hipersensitif seperti rash, pruritus.
- Efek pada darah : eosinofilia, leukositopenia, leukositosis, anemia.
- Efek pada nilai laboratorium / deposit urine.
Kadar transaminase dan alkali fosfatase dalam darah mungkin meningkat untuk sementara; ikterus kolestatik dapat terjadi terutama pada pasien yang pernah mengalami kelainan hati, peningkatan kadar urea, kreatinin dan bilirubin darah secara transien; hiperglikemia pada kasus tertentu terjadi kristaluria dan hematuria.

8.    Rumus Bangun
Nama Kimia        : 1 – cyclopropyl-6 fluoro1,4 dihydro- 4- oxo-7- (1 piperazinyl)-3-quinoline carboxylic acid
Rumus Molekul   : C17H18FN3O3






9.    5Konversi Dosis Ke Hewan Coba
Mencit
Dimisalkan:
Mencit             = 21 gram
Obat                =  500 mg
FK                   = 0,0026
Dosis obat       = 500 mg x 0,0026 = 1,3
Dosis Mencit   =


            Marmut
            Dimisalkan:
            Marmut           =  0,031 gram
            Obat                =  500 mgm
            FK                   =  0,031
            Dosis obat       =  500 mg x 0,031
                                    =  15,5 mg
            Dosis marmut             = mg



            Tikus
            Dimisalkan
            Tikus   = 100 gram
            Obat    = 500 mg
            FK       = 0,018
            Dosis Obat      = 500 mg x 0,018 = 9 mg
            Dosis Tikus     =

            Kelinci
            Dimisalkan
            Kelinci = 0,07
            Obat    = 500 mg
            FK       = 0,07
            Dosis Obat      = 500 mg x 0,07 = 35 mg
            Dosis Kelinci   =