1. Manggis
(Garcinia mangostana L.)
Termasuk dalam famili Giuttiferae.
Tanaman ini memiliki beberapa nama daerah , diantaranya adalah manggu (Jawa
Barat), manggus (Lampung), manggusto (Sulawesi utara), dan manggista (Sumatra
Barat).
a.
Uraian
Tanaman
Manggis adalah sejenis pohon daerah
tropis yang berasal dari Asia Tenggara dan menyebar ke Amerika Tengah dan
daerah tropis lainnya, seperti Sri Lanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan
Australia Utara. Manggis tumbuh hingga ketinggian 7-25 meter. Buahnya disebut manggis
juga, berwarna merah keunguan ketika makan , meskipun ada pula varian yang
kulitnya berwarna merah.
b.
Penggunaan
dalam Pengobatan Tradisional
Secara tradisional buah manggis
dimanfaatkan untuk obat sariawan, wasir, dan luka. Selain itu , juga digunakan
untuk mengobatoi diare, radang amandel, keputihan, disentri, peluruh dahak, dan
juga sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri
urat, sembelit, juga untuk pewarna termasuk untuk tekstil. Kulit batang
digunakan untuk mengatasi nyeri perut, sedangkan akar digunakan untuk mengatasi
haid yang tidak teratur. Dari segi rasa, buah manggis cukup potensial untuk
dibuat sari buah.
Penyakit
lain yang dapat diobati dengan buah manggis adalah sebagai berikut:
1.
Disentri
Cuci
dan potong-potong kulit dari 2 buah manggis lalu rebus dengan 4 gelas air
sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring lalu bila perlu minum dengan
madu sebanyak 2 kali sehari masing-masing ¾ gelas.
2.
Diare
Cuci
dan potong-potong kulit dari 2 buah manggis yang masak, rebus dengan 3 gelas
air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring kemudian minum dengan
madu bila perlu. Minumlah sebanyak 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
3.
Sariawan
Cuci
dan potong-potong kulit dari 2 buah manggis, rebus dengan 3 gelas sampai
tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring untuk berkumur dan minum sebanyak
3-6 kali sehari 2 sendok makan.
c.
Kandungan
Kimia
Dari hasil suatu penelitian dilaporkan
bahwa mangostin yang merupakan hasil dari klit buah mempunyai aktivitas
inflamasi dan antioksidan. Dari hasil uji farmakologi dan biokimia dapat
diketahui bahwa mangostin menghambat tidak hanya reseptor histamin H. Pemberian
ekstrak daun muda terhadap mencit bunting dengan dosis 1.000 dan 1.500 mh/kgBB,
menunjukkan efek toksik pada fetus berupa penurunan berat badan, perdarahan
pada fetus, dan adanya perubahan pada jaringan hati seperti nekrosis pada sel
hepar.
2. Jarak
(Ricinus Communis)
a.
Uraian
Tanaman
Jarak
(Ricinus communis) termasuk dalam famili euphorbiaceae
dan tergolong dalam genus Ricinus,
dan sub genus Ricininae. Jarak merupakan tumbuhan liar tahunan yang biasanya
terdapat di hutan, tanah kosong, daerah pantai namun sering juga dikembang
biakkan di perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu, memiliki daun
tunggal dan bercabang 7-9 dengan diameter 10-40 cm.
Sebutan
pohon jarak di indonesia berbeda beda untuk setiap daerah. Sebagai contoh, di
sumatra, jarak dikenal dengan nama dulang atau ada juga yang menyebutnya dengan
gloah, sedangkan di Madura disebut dengan kalek.
Jarak
ini memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas dengan
tabda bekas tangkai daun yang lepas. Warnanya hijau bercampur merah sedangkan
daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit runcing. Biasanya
daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda pada permukaan
bagian bawah. Buahnya berbentuk bulat dan berkumpul pada tandan, namun ada juga
yang bentuknya sedikit lonjong, bentuk jarak seperti ini dapat ditemukan tumbuh
jarak di daerah bali.
b.
Penggunaan
dalam pengobatan tradisional
Hampir
semua bagian tanaman jarak dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, seperti biji ,
akar , daun dan minyaknya. Biji jarak yang dibuang kulitnya dan dilumatkan
hingga menjadi serbuk dapat ditempel ditubuh sebagai obat luka, sedangkan
minyak yang diambil dari bijinya bisa diminum untuk meningkatkan daya tahan
tubuh anak dan orang dewasa. Daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan batuk dan
sesak napas, sedangkan akarnya dapat dimanfaatkan untuk menjaga stamina tubuh.
c.
Kandungan
Kimia
Tanaman
ini merupakan sumber minyak jarak, tapi juga mengandung zat risin (racun).
Jarak pohon merupakan stu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu asam
lemak hidroksi, yaitu asam risinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat minyak
biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak
jarak dapat dipakai sebagai campuran pelumas. Minyak jarak (castor oil) dibuat
dari biji Ricinus communis, Linm,
banyak dibudidayakan di India Timur.
3. Teh
hijau (Camelia sinensis)
Teh
hijau adalah spesies tanaman yang daun dan pucuk daunnya digunakan untuk
membuat teh. Tumbuhan ini termasuk ke dalam famili theaceae. Teh putih, teh
hijau, oolong, dan teh hitam semuanya didapat dari spesies ini (Camelia sinensis) , tetapi diproses
secara berbeda untuk memperoleh tingkat oksidasi yang berbeda. Ada 3 jenis teh
yang umum dikenal, yaitu green (hijau), hitam, dan oolong. Green tea dibuat
dengan konsentrasi tertinggi yang dinamakan polifenol. Antioksidan adalah
substansi yang memusnahkan radikal bebas (senyawa perusak dalam tubuh yang
mengubah sel dan mampu bergabung dengan DNA/materi genetik), dan bahkan bisa
menyebabkan kematian sel.
a.
Kandungan
kimia
Polifenol
dalam teh hijau digolongkan sebagai catechins. Ada enam senyawa catechin yaitu
catechin, gallgatechin, epicatechin, epigallocatechin, epicathecin gallate, dan
epigallocatechin gallate (EGCG). EGCG adalah senyawa paling aktif. Senyawa lain
yang ditemukan dalam teh hijau adalah alkaloid yang terdiri dari kafein,
teobromin, teofilin yang bersifat stimulan. Efek penenang diberikan oleh
alkaloid lain yaitu L-theanine.
b.
Penggunaan
dalam Pengobatan Tradisional
Daun
teh yang dikombinasikan bersama obat lainnya digunakan dalam pengobatan
tradisional cina untuk mengobati asma (berfungsi sebagai pelebar bronkus),
angina pektoris, penyakit vaskuler perifer, jantung koroner, kanker, tumor
jinak, mengurangi stres, menguruskan badan (fat burner) dan lain-lain.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus